DESA PALABUAN

SEJARAH DESA PALABUAN

387 0

Zaman dahulu kala di daerah Banten dan Cirebon sudah berdiri kerajaan Islam. Suatu saat dua kerajaan tersebut saling berselisih dan bermusuhan. Perselisihan yang tidak jelas sebabnya itu sudah berlangsung lama dan tidak ada salah satu kerajaan yang mau mengalah. 

Disebutkan bahwa kerajaan Banten sangat membenci kerajaan Cirebon. Karena kebenciannya itu, maka kerajaan Banten mengutus salah seorang utusan yang gagah berani, tangguh, berbibawa, dan berilmu tinggi untuk datang ke Cirebon sambil membawa persembahan, yaitu “Sekarung jamu” untuk diserahkan ke kerajaan Cirebon. Jamu tersebut sebenarnya adalah racun yang sangat mematikan terbuat dari campuran jamu diantaranya yaitu tepung cabe rawit yang sangat pedas. Apabila jamu ini diminum, maka tak ayal lagi peminumnya langsung meninggal dunia. Utusan dari Banten tersebut maksud sebenarnya adalah disuruh berhianat/membunuh Sri Sultan Kerajaan Cirebon dengan cara memberikan jamu yang beracun. Di pintu gerbang kerajaan Cirebon, utusan tersebut segera disambut oleh Sri Sultan dengan sangat ramah.

Walaupun begitu, sebenarnya Sri Sultan sudah mengetahui maksudkedatangan utusan dari Banten itu, karena Sri Sultan memiliki ilmu yang tinggi sehingga “Weruh Sadurung winarah” (menetahui sebelum kejadian). Saat berhadapan dengan utusan tersebut, Sri Sultan secara diam-diam menggunakan ilmu yang dimikinya, maka dengan tiba-tiba kumis utusan itu menjadi melebar dan mengeras. Akhirnya utusan itu tidak bisa memasuki pintu gerbang istana karena terhalang oleh kumisnya yang panjang dan keras. Ia merasa malu dengan kejadian itu dan dalam pikirannya ia mengakui bahwa ilmu Sri Sultan itu lebih tinggi darpada ilmunya. Sebagai seorang sultan yang arif, bijaksana, dan luwes ia menerima saja jamu racun tersebut dengan maksud agar bisa menyenangkan tamunya dari Banten itu. Ia mencampur jamu tersebut dengan rebon (udang kecil) sehingga berubahlah jamu yang tadinya racun tersebut menjadi sambal terasi yang enak dan gurih. Itulah kepandaian dan keluwesan yang dimiliki oleh Sri Sultan dari kerajaan Cirebon.

Sambil berdiri di pintu gerbang, Sri Sultan bersabda kepada utusan itu.“Jamu yang kau serahkan sudah aku terima, kau harus pulang sekarang juga. Inilah tanda jasa dariku sebuah tempurung kelapa yang bulat berisi air dan sebuah sintungnya yang harus kau bawa pulang. Tapi aku pesan padamu kau harus berjalan menuju arah Selatan menyusuri lereng gunung Ciremai.” Kemudian utusan itu segera pulang. Ia selalu mentaati dan menuruti petunjuk juga nasihat Sri Sultan. Ia merasa takut jiga tidak mengindahkan nasihat Sri Sultan akan terjadi mara bahaya pada dirinya. Ia terus berjalan menyusuri lereng-lereng gunung Ciremai yang curam dan terjal. Rasa malu akan kelemahan dirinya dihadapan sultan membuat ia merasa kecil dan hina. Ia juga merasa malu oleh kerajaan Banten, karena tidak berhasil membinasakan Sri Sultan seperti yang diharapkannya. 

Lama kelamaan utusan tersebut sampailah ke sebuah tempat di lereng gunung Ciremai yaitu di tempat mata air yang banyak berjatuhan dari lereng gunung yang sampai sekarang disebut Cikaracak. Di sana ia merasa pusing dan perasaan makruh yang berlebihan sebab ia harus meloncati lereng yang sangat curam dan berbahaya, ia mondar-madir kesana kemari berfikir mencari cara agar ia bisa meloncati lereng tersebut. Ketika ia mondar-mandir, tiba-tiba tempurung yang dibawanya jatuh pecah berantakan dan airnya pun tumpah. Maka dari air yang tertumpah itu keluarlah air sungai yang mengalir sangat deras menuju ke hilir yang konon dinamakan sungai Cikeruh. Menurut cerita cikeruh artinya air yang keruh berasal dari perasaan utusan yang keruh dan makruh. Melihat kejadian itu, utusan Banten merasa heran dan tak menyangka akan terjadi demikian. Ia pun menjadi bingung sebab barang yang diberikan oleh Sri Sultan kini hanya tinggal sintung saja. Tak lama kemudian, karena air sungai Cikeruh begitu derasnya, maka ia menggunakan sintung itu sebagai perahu untuk meneruskan perjalanannya. Aneh juga walaupun sintung itu kecil tetapi dapat ditumpangi oleh utusan itu dan tidak tenggelam.

Setelah beberapa lama menumpangi perahu ajaib , utusan itu merasa lelah dan ia berhenti di suatu tempat untuk beristirahat. Perahu ajaib itu ditambatkan ke sebuah pohon besar yang berada di daerah Cimukul. Setelah lama beristirahat, ia meneruskan perjalanannya menuju ke hilir dan singgah di suatu tempat. Karena tempat itu menurutnya bagus, maka ia berniat bermukin di sana tidak mau lagi pulang ke Banten karena disamping malu tidak berhasil melaksanakan tugas, juga takut akan hukuman dari Sultan Banten. Akhirnya ia memutuskan untuk tinggal di sana sangat lama sampai akhir hayatnya. Tempat itu terdapat di Desa Cisambeng, kecamatan Sumberjaya. Makam utusan tersebut terkenal dengan sebutan Mbah Buyut Nyata.

Lama kelamaan sungai Cikeruh yang luas dan deras tersebut ramai dengan lalu-lalang perahu-perahu lainnya sebagai alat transportasi penduduk di sana. Perahu-perahu tersebut banyak yang berlabuh di Cimukul mengikuti utusan bari Banten. Akhirnya, nama tempat tersebut berubah menjadi Pelabuhan yang artinya tempat berlabuh dan sampai sekarang orang menyebutnya Palabuan mengikuti dialek bahasa Sunda.

A. INSAN PERTAMA YANG MENDIAMI DESA PALABUAN

Menurut sahibul hikayat, di sebelah selatan Desa Palabuan sekarang, terdapat lebih dulu suatu kampung yaitu Sukahaji yang dikepalai oleh seorang lurah yang sangat bijaksana dan telah masuk Islam.Tangan kanan (pembantu) lurah tadi yaitu Bapak Masda. Beliau seorang yang berwatak pemimpin dan juga ilmunya cukup tinggi. Suatu waktu Bapak Masda ini disuruh oleh lurah Sukahajiuntuk membuka perkampungan baru di sebelah utara Sukahaji yang jauhnya kirakira 2 km. Kampung yang dibuka tersebut akhirnya dinamakan kampung Masda.

B. PRAKARSA BAPAK MASDA MASA SILAM

1. Membuat Perkampungan Baru

Bapak Masda bersama adik dan istrinya berangkat menuju arah utara,tepatnya Palabuan Hilir sebagai nama sekarang. Konon kabarnya tempat tersebut penuh dengan hutan belukar dan Palabuan waktu itu bukan lagi pesisir pantai Laut Jawa lagi. Pada perkawinanya Bapak Masda tidak dianugrahi putra. Tapi adiknya yaitu Bapak Kasu dan Istrinya, mak Ekom berkembanglah anak-anak dan cucucucunya sampai sekarang. Setelah Bapak Masda dapat membuat perkampungan baru dan anakanak serta cucu-cucu Bapak Kasu berkembang, Bapak Lurah Sukahaji menugaskan supaya rakyat Palabuan Hilir diasuh dan dibimbing. Sebagai tambahan daerahnya diberi lagi di sebelah Sukahaji tepatnya Palabuan Desa untuk nama sekarang. Daerah Palabuan waktu itu ( tahun l830 ), merupakan kampung di lingkungan Sukahaji dan sebagai kepala kampungnya yaitu Bapak Masda.

2. Membuat Penyediaan Air Minum Dan Keperluan Lain

Untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan anak cucunya, maka dibuatlah sumur. Sebagai tempat penyediaan air minum dengan membuat Sumur Tujuh yang bertempat di tengah-tengah perkampungan. Adapun
nama-nama sumur tersebut adalah :

a. Sumur Cimukul
Sumur ini terdiri dari 2 sumur yang bersatu airnya. Airnya bisa dipergunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Tetapi dalam penggunaannya, tempat laki-laki dan tempat perempuan tidak boleh bercampur, harus masing-masing.
b. Sumur Gempol
Sumur ini boleh dipakai oleh laki-laki dan perempuan secara bergantian. Sumur ini dibuat di bawah pohon gempol.
c. Sumur Karoya
Sumur ini pun boleh dipergunakan untuk laki-laki dan perempuan secara bergantian. Sumur ini dibuat di bawah pohon karoya.
d. Sumur Kiserut
Sumur ini dibuat di bawah pohon kiserut dan penggunaannya khusus untuk laki-laki saja. Oleh karena itu, sampai sekarang sumur ini terkenal dengan sebutan “Sumur Lalakina”.
e. Sumur Awewena
Ada 2 sumur yang berdekatan tetapi berpisah. Sumur ini khusus dipergunakan oleh kaum Hawa. Namun, sampai sekarang 2 sumur tersebutsudah musnah tertimbun tanah.

Sampai sekarang sumur yang masih ada tinggal 5 dan masih bisa dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan mandi. Namun, aturan pemakaian yang dulu dibuat sekarang sudah dilanggar sama sekali. Ketujuh sumur di atas zaman dulunya dianggap oleh masyarakat sebagai sumur keramat sehingga masyarakat harus taat pada peraturan penggunaannya. Di sumur Cimukul sampai sekarang banyak dihuni oleh ikan lele yang mudah terlihat. Ikan tersebut ada yang sedang berenang atau tidur sambil berdiri. 

3. Memberi Teladan Dalam Bidang Pertanian Dan Perdagangan

Pada umumnya rakyat kampung ini mata percahariannya bertani danpalawija. Untuk mengisi waktu setelah beres memanen padi diselingi dengan berdagangan. Ternyata Bapak Masda suka berdagang garam. Garam dibelinya dari daerah Cirebon dan pulang perginya cukup dengan berjalan kaki bersama sapinya.

Di tengah perjalanan antara Pondok Sapid an Buah Kapas, tepatnya di jembatan Cijejeng Rajagaluh (sekarang) beliau dicegat oleh 12 orang perampok. Dalam pikiran Bapak Masda ilmu mereka lebih tinggi daripada ilmunya. Oleh karena, itu Bapak Masda merasa sedih dan menangis. Dengan segala ilmu yang dimilikinya, akhirnya tangan beliau menggaet kedua sapi bersama garam yang dibawanya untuk dibawa lari secepat kilat. Melihat kejadian itu, maka para perampok tidak jadi memperdayaBapak Masda.

Bahkan mereka merasa heran dan takut karena ternyata yang akan dirampoknya itu, ilmunya sangat tinggi karena terbukti 2 sapi yang besar-besar bersama barang dagangannya bisa dibawa lari secepat kilat. Dengan demikian akhirnya Bapak Masda selamat dari perampokan. 

4. Menjadi Utusan Dari Daerah Sukahaji Ke Cirebon

Konon kabarnya atas pertimbangan dan kepercayaan Bapak Lurah Sukahaji Bapak Masda diutus ke Cirebon memenuhi undangan Sri Sultan untuk menghadiri rapat besar.Pada hari yang telah ditentukan, maka berangkatlah Bapak Masda ke Cirebon. Tiba di Cirebon, para utusan dari daerah yang berada di wilayah Cirebon dan sekitarnya sudah mendahului datang. Terlihat oleh Bapak Masda para utusan dari Indramayu, Kuningan, Talaga, dan sekitarnya mengirimkan utusannya sangat banyak karena akan bermusyawarah. Sedangkan utusan dari daerah Sukahaji hanya seorang diri yaitu Bapak Masda. Keputusan musyawarah tersebut ialah Sri Sultan akan mendirikan sebuah “Mesjid Kesepuhan”. Segala peralatan dan pembiayaan mesjid itu dipikul bersama oleh semua daerah yang termasuk wilayah Cirebon melalui para utusan yang dikirimkannya. Para utusan tersebut harus bertanggung jawab terhadap hasil keputusan rapat.

Satu-satunya utusan yang mendapat makian, cacian, dan cercaan hanyalah Bapak Masda utusan dari daerah Sukahaji karena hanya mengirimkan satu orang. Namun, dalam ceritanya, setelah rapat selesai para utusan yang lain pada tidur. Hanya Bapak Masda lah yang tidak dapat tidur karena sakit hati karena ketika rapat ia mendapat teguran dan makian dari Sri Sultan. Namun entah apa yang diperbuat Bapak Masda ketika para utusan yang lain pada tidur. Yang jelas saat para utusan sudah pada bangun, Bapak Masda sudah berhasil mengumpulkan bahan-bahan untuk pembangunan mesjid.Bahan-bahan itu sudah terkumpul pada satu luwuk (tempat).

Keesokan harinya bahan-bahan itu diperiksa oleh Sri Sultan. Beliau merasa sangat heran atas perbuatan Bapak Masda. Akhirnya, Sri Sultan meminta maaf kepada Bapak Masda atas segala cercaan dan makian ketika  rapat. Adapun kejadian lain yangdiperbuat Bapak Masda malam itu juga yaitu beliau lebih dulu menyetorkan sebuah tiang yang besar tapi sangat kasar. Tiang tersebut terlihat seperti disambung-sambung atau ditempel-tempel dari potongan kayu yang kecil-kecil sehingga tiang tersebut disebut tiang tatal. Sejak kejadian itulah Bapak Masda mendapat gelar Bapak Luwuk.

Setelah semua nya selesai para utusan pulang ke daerahnya masing-masing termasuk juga Bapak Masda untuk kemudian melaporkan hasil musyawarah di
Cirebon kepada pimpinan.

5. Masa Awal Dan Akhirnya Bapak Masda

Tentang masa awal kehidupannya maupun akhir hayatnya Bapak Masda sebenarnya tidak ada sumber yang pasti. Yang ada hanya merupakan cerita orang-orang tua yang diceritakan kembali entah tahun berapa berapa beliau hidup dan berakhir hayatnya. Dalam hal ini penulis tidak dapat menemukan data. Yang ada sekarang hanya tinggal makamnya saja dan orang-orangmenyebutnya yaitu Makam

Mbah Buyut Masda atau Mbah Buyut Luwuk yang berada di tengahtengah makan masyarakat lainnya. Makam ini berada di bawah pohon kibahujan yang besar dan rindang serta umurnya sudah ratusan tahun. Tepatnya makam ini berada di Blok Saptu (Palabuan Hilir) Desa Palabuan Kecamatan Sukahaji.

Setelah masa hidup Bapak Masda berakhir, anak-anak dan cucu-cucunya bertambah dan berkembang. Karena bertambahnya penduduk, maka mereka akhirnya dapat melaksanakan pemerintahannya sendiri yang dipimpin oleh seorang ‘kuwu’ dan sebagai upahnya ilah penghasilan dari tanah bengkok.

Sebagai catatan :
- Yang dimaksud Palabuan yang asli ialah Kampung Blok Saptu Desa Palabuan yang disebut Palabuan Hilir.
- Yang dimaksud Palabuan Desa ialah Kampung Blok Kemis desa Palabuan yang asalnya merupakan sebagian dari tanah desa Sukahaji, sebelum dimekarkan menjadi Desa Palabuan.

C. PEMERINTAHAN DESA PALABUAN DARI MASA KE MASA

Pada tahun 1830 Palabuan merupakan suatu kampong yang termasukdaerah Sukahaji, yang dikepalai oleh seorang Kepala Kampung.
1. Pada tahun 1850 – 1854 pemerintahan desa dikepalai oleh seorang kuwu yang bernama Bapak Awit. Beliau seorang Kepala Desa Palabuan yang pertama dapat membimbing rakyatnya dan dapat membangun sebuah Balai desa dan Mesjid. Desa ini merupakan pemekaran dari Desa Sukahaji.
2. Pada tahun 1854 – 1857 pemerintahan Desa Palabuan dikepalai oleh Bapak Sumyah sebagai kepala desa. Sewaktu beliau menjabat kepala desa tidak ada bangunan tidak ada bangunan baru yang diperbuat. Sebagian besar rakyatnya hidup dengan jalan bertani yang sangat sederhana.
3. Pada tahun 1857 – 1872 kepala desanya ialah Bapak Saem. Lima belas tahun beliau menjabat kepala desa. Selama itu beliau sangat baik dalam mengasuh dan membimbing rakyatnya. Bangunan yang ada dipeliharanya dengan baik, cermat, dan seksama.
4. Pada tahun 1872 – 1875 Bapak Awit terpilih kembali menjadi Kepala Desa Palabuan yang kedua kalinya. Yang dipimpinnya sampai sampai saat itu hanya dua kampung saja, yaitu Palabuan Hilir dan Palabuan Desa.
5. Pada tahun 1875 – 1881 kepala desanya ialah Bapak Arpiah. Pada pemerintahnnya hanya meneruskan program kepala desa yang lalu. Rakyatnya hidup aman dan tentram.
6. Pada tahun 1881 – 1889 kepala desanya ialah Bapak Sarmi. Sewaktu beliau memerintah dapat menunaikan ibadah haji ke tanah suci, sehingga beliau bergelar Haji Latif. Pembangunan ditujukan kepada peningkatan di bidang pertanian.
7. Pada tahun 1889 – 1896 kepala desa waktu itu dipegang oleh Bapak Ingsan. Beliau berhasil memajukan bidang pertanian dan merintis peternakan.

8. Pada tahun 1896 – 1903 Bapak Damsir memegang tampuk pimpinan kepala desa. Bangunan yang ada dapat direhabilitasi. Beliau juga berhasil memajukan peternakan kambing, dan berhasil membangun jembatan sungai Cikeruh.
9. Pada tahun 1903 – 1907 kepala desanya bernama Bapak Rasmi. Kegiatan yang dilaksanakannya ialah :
a. Memperlebar jalan kampong
b. Kampung yang diperintahnya ada 3 buah :
1) Kampung Palabuan Hilir
2) Kampung Palabuan Desa
3) Kampung Leuweung Peundeuy
10.Pada tahun 1907 – 1910 Bapak Jangga menjabat sebagai Kepala Desa Palabuan. Kegiatan yang dilaksanakannya ialah :
a. Memperbaiki dan membuat saluran air
b. Memajukan peternakan kerbau
c. Pendirian Sekolah Rakyat (SR) Palabuan dari Pemerintah Belanda padatahun 1907.

11.Pada tahun 1910 – 1945 kepala desa waktu itu ilah Bapak Murniah. Beliau sangat disegani rakyatnya dan wibawanya sangat besar. Selama 35 tahun beliau mengasuh rakyatnya, dan majikannya waktu itu ialah :
1) Penjajah Belanda dari tahun 1910 – 1942
2) Penjajah Dai Nippon (Jepang) dari tahun 1942 – 1945.
Kegiatannya ialah :
1) Meresmikan 3 kampung menjadi 4 kampung, yaitu :
a. Palabuan Desa (Blok Kemis)
b. Leuweung Peundeuy (Blok Jumat)
c. Palabuan Hilir (Blok Saptu)
d. Kampung Ciceleng dan Andir (Blok Ahad)
2) Membuat banjir Dek, di sebelah timur Palabuan Desa. Maksudpembuatan Dek ini ialah untuk menghalangi banjir masuk kampung.
3) Mendirikan Lumbung Desa, tempat penyimpanan padi supaya aman.
a. Huruf Jawa dan Latin diajarkan di sekolah
b. Huruf/Bahasa Jepang diajarkan di sekolah semasa penjajahan Jepang.Semasa penjajahan Jepang rakyat sangat menderita karena pembayaran pajak yang sangat tinggi sehingga memberatkan masyarakat. Disamping itu, juga karena adanya Kerja Paksa (Rodi)
yang dipaksakan terus-menerus. Pada zaman ini ada juga rakyat yang masuk tentara Jepang seperti Heiho dan Seinenden. Setelah Negara Indonesia merdeka mereka beralih menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri.

12.Pada tahun 1945 – 1949 Bapak Martawijaya memegang tampuk pimpinan Kepala Desa Palabuan. Pada masa pemerintahannya, Negara Indonesia baru diproklamirkan yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Kemerdekaan ini merupakan hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia yang mengadakan perlawanan terhadap penjajah Jepang. Waktu itu kota Nagasaki dan Hirosima yang berada di negara Jepang di bom atom oleh tentara sekutu sehingga Jepang menyerah kepada tentara sekutu. Sebagian rakyat Indonesia sudah mengalami latihan kemiliteran dari Jepang. Tetapi penjajah Belanda ingin menguasai kembali Indonesia. Oleh karena itu, bangsa kita berjuang mati-matian untuk mempertahankan negara yang baru saja merdeka. Tentara kita bergerak di hutan secara bergerilya. Sementara itu, kegiatan yang dilakukan kepala desa, yaitu :
a) Perubahan tanah kecacahan rakyat dibagi dua yang luasnya 1 bau menjadi
½ bau.
b) Adat istiadat desa agak dimodernisasi.
c) Setoran panen untk kepala desa mengalami perubahan.

13.Pada tahun 1949 – 1955 yang menjadi kepala Desa Palabuan yaitu Bapak Suta. Pada masa pemerintahannya kurang aman karena ada pemberontakan DI/TII yang bergerilya di hutan-hutan. Oleh karena itu, keadaan keamanan di desa diatur sangat ketat dengan membuat organisasi yang bernama Pagar Desa (PD) yang kemudian berubah menjadi Organisasi Keamanan Desa (OKD).
14.Pada tahun 1955 – 1974 Bapak Moh. Toyib menjabat pimpinan Kepala Desa Palabuan selama l9 tahun. Pada waktu beliau menjabat kepala desa, untuk pertama kali negara Indonesia mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu) yaitu tahun 1955 dan 1956 dalam rangka memilih anggota DPR dan Konstituante. Partainya pada waktu itu sangat banyak sampai beberapa puluh, diantaranya
ialah :
1. Masyumi, NU, PSII, PERTI, dan lain-lain sebagai partai agama.
2. PNI, IPKI, MURBA, dan lain-lain yang berhaluan nasional.
3. PKI, PSI, dan lain-lain yang berhaluan sosial. Kemenangan pertama di Desa Palabuan ialah partai Masyumi. Kegiatan yang dilakukan kepala desa waktu itu ialah :
a. Balai desa mengalami pemugaran berat, begitu juga mesjidnya.
b. SD Masdalaksana didirikan secara gotong royong murni.
c. Tiap-tiap blok didirikan balai pertemuan, Lumbung Bahagia, dan langgar atau mesjid.
d. Perbaikan jalan, saluran air mendapat perhatian yang penuh.
e. Koperasi dirintis dan dibimbing ke arah kemajuan.

f. Penduduk mengalami penelitian yang cermat yaitu dengan mengadakan Sensus Penduduk pada tahun 1960 sebagai Program Nasional.
g. Bidang kesehatan dilaksanakan secara intensif.
h. Politik negara diterapkan di masyarakat tahun 1960 sehingga timbul beberapa istilah : NASAKOM, MANIPOL, USDEK, FRONT NASIONAL, DEKON (masa ORDE LAMA).
i. Tahun 1965 akhir, merupakan tahun penumpasan gembonggembong/antek-antek PKI di desa-desa. Dari tahun 1966 – 1998 disebut masa ORDE BARU (ORBA) dibawah pimpinan Presiden Soeharto sebagai Kepala Negara Republik Indonesia.
j. Tahun 1969 dimulailah Pelita I. Desa-desa mendapat bantuan/subsidi dari pemerintah untuk melaksanakan pembangunan pertanian, pendidikan, dan lain-lain.
k. Tahun 1971 pelaksanaan Pemilu yang pertama masa ORBA untuk DPR, DPR Tk I, dan DPR Tk II. 

15.Pada tahun 1974 – 1978 Bapak K. Sukardi menjabat Kepala Desa Palabuan menggantikan Bapak Toyib. Jabatan beliau merangkap dengan guru SD. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya :
a. Bangunan desa dan sekolah direhabilitasi dengan uang subsidi dari pemerintah.
b. Kaum wanita dirintis masuk program Keluarga Berencana (KB) sesuai anjuran pemerintah.
c. Pembaharuan LC tanah rakyat baik tanah milik maupun tanah cacahan.
d. Wilayah Desa Palabuan dilalui jalur listrik yang pertama. Rumah, tanah, dan pepohonan mendapat biaya ganti rugi dari PLN.

16.Pada tahun 1979 yang menjadi pimpinan Desa Palabuan yaitu Bapak Sahiri. Beliau juga kepala desa yang merangkap dengan guru SD di Kecamatan Rajagaluh. Kegiatan penting yang dilakukan ialah :
a. Sensus penduduk dilaksanakan pada tahun 1980.
b. Saluran air (irigasi) mengalami rehabilitasi.
c. Pada bidang kesehatan dilaksanakan dengan “Sami Jaga” yaitu singkatan
dari saran air minum dan jamban keluarga.
d. Peternakan kelinci dilaksanakan dari biaya pemerintah.
e. Bidang pertanian mendapat prioritas pertama dengan adanya kelompokkelompok tani, saxung meeting. Padi yang ditanam jenis unggul, yaitu Cisadane, IR 36, dan lain-lain. Selain itu, dibarengi juga dengan cara-cara pemberantasan hamanya.
f. Program nasional KB/KB Sapari Senyum lebih digalakan, pembuatan pospos KB di tiap-tiap blok. Juga kepala kelompok KB terdiri dari ibu-ibu di masing-masing RT.
g. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) diterapkan di masyarakat.
h. Palabuan merupakan desa perkotaan, penggalakan program K-4 yaitu kebersihan, keindahan, kesehatan, dan ketertiban. Arisan kesehatan berjalan baik menuju masyarakat yang sehat sejahtera.
i. Siskamling dilaksanakan dengan seksama untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
j. Pembentukan LMD dan LKMD.
k. Tahun 1982 melaksanakan Pemilu yang diikuti oleh 3 partai, yaitu Golkar, PPP, dan PDI. Sebagai urutan pemenangnya waktu itu adalah Golkar, PDI, PPP.
l. Desa Palabuan dilalui jalur listrik tahap II yang bertegangan linggi untukjalur Pulau Jawa.

Kepemimpinan Desa Palabuan :

1. AWIT (PASUNG) 1830 - 1854
2.SAEM 1854 - 1857
3. SUMYAR 1857 - 1872
4. PASUNG 1872 - 1875
5. SARNI (H. LATIF) 1875 – 1881
6. ANDA 1881 – 1889
7. IKSAN 1889 – 1896
8. DAMSIR 1896 - 1903
9. RASMI 1903 – 1907
10. JANGGA 1907 – 1910
11. MURNIAH 1910 – 1945
12. MARTA 1945 – 1949
13. SUTA 1949 – 1955
14. MOH. TOYIB 1955 – 1973
15. SUKARDI 1973 – 1977
16. KARTIMI 1977 – 1979 PJS
17. SAHIRI 1979 – 1990
18. ELON SUWARDI 1990 - 2010
19. SARYA 2010 – 2016
20. Hj. EUIS JUBAEDAH, S.Pd 2016 – 2017 PJS
21. UJANG MAMAN F, AMK., S.Sos 2017 PJS
22. RAMAN Sekarang 

0 Komentar

PEMERINTAH DESA PALABUAN

Jalan Pangeran Muhammad No.01 Ds. palabuan Kecamatan Sukahaji

[email protected]

Ikuti Kami
Kategori Berita
Link Terkait

© Pemerintah Desa Palabuan. All Rights Reserved. Powered by easydes.id

Design by HTML Codex

Hubungi kami